Senin, 09 November 2009

KOLOID


Koloid
1. Pengertian dan Klasifikasi koloid
a. Sistem dispersi
Ketika kita menceritakan dua atau lebih zat, maka partikel-partikel zat-xat yang kita campurkan akan menyebar atau mendistribusikan diri di dalam campuran. Penyebaran atau distribusi partikel-partikel zat dalam campuran dinamakan dengan dispersi. Sementara itu sistem kimia yang terdiri dari gas atau zat cair (sebagai medium) dan partikel-partikel yang terdispersi dinamakan sistem terdispersi.
b. Larutan
Larutan diartikan sebagai campuran homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang terdapat dalam jumlah besar biasanya dinamakan deengan pelarut, dan zat yang terdapat dalam jumlah terkecil dinamakan zat terlarut.
Pada dasarnya larutan merupakan sistem dipersi yang partikel-partikel zat terdispersi dan partikel partikel medium pendispersinya tidak lagi dapat dibedakan, meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra. Sehingga tidak mungkin dipisahkan dari partikel pendispersinya dengan cara filtrasi. Contoh : larutan gula
c. Suspensi
Suspensi merupakan sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel terdispersi yang relatif besar dan tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada dasarnya partikel-partikel terdispersi dan partikel-partikel pendispersi dalam suspensi dapat dibedakan dengan mudah. Hal ini karena partikel-partikel tersebut dapat diamati dengan menggunakn mikroskop biasa atau mata telanjang. Contoh : Air kapur.
d. Koloid
Koloid merupakan sistem dipersi yang terdiri dari partikel-partikel kecil dari suatu zat yang disebut fase terdispersi dalam fase lainnya yang disebut medium pendispersi. Baik fase terdispersi maupun medium pendispersi tersebut dapat berbentuk padat, cair, atau gas.
Sekaran ini, istilah koloid digunakan untuk menyatakan semua sistem dispersi yang partikel-partikelnya mempunyai ukuran (diameter) antara 1 nm sampai 100nm. Jadi sistem koloid merupakan campuran zat yang didalamnya terdapat partikel-partikel berukur koloid yang tersebar merata


1) Perbedaan antara koloid, suspensi, dan larutan
Larutan
(Dispersi molekuler)
Koloid
(Dispersi koloid)
Suspensi
(Dispersi kasar)
Contoh : Larutan gula dalam air
Contoh : Campuran susu dengan air
Contoh : Campuran tepung terigu dengan air
1. Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra
1. Secara makroskopis bersifat homogen tetapi homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra
1. Heterogen
2. Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nm
2.Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm
2. Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm
3. Satu fase
3.Dua Fase
3.Dua Fase
4. Stabil
4.Pada umunya Stabil
4.Tidak stabil
5. Tidak dapat disaring
5.Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra
5.Dapat Saring

2) Klasifikasi sistem koloid
1. Sol Padat, yaitu koloid yang terdiri dari fase terdispersi padat dan fase pendispersi padat. Contohnya adalah mutiara, kuningan, perunggu, dan kaca bewarna.
2. Emulsi Padat, yaitu koloid yang terdiri dari fase terdispersi cair dan fase pendispersi padat. Contohnya adalah keju; mentega; selai; agar-agar; dan semir padat.
3. Busa padat, yaitu koloid yang terdiri dari fase terdispersi gas dan fase pendispersi padat. Contohnya adalah batu apung; lava; kerupuk; dan biskuit.
4. Sol atau Gel, yaitu koloid yang terdiri dari fase terdispersi padat dan fase pendispersi cair. Contohnya adalah kanji; cat; lem; tinta; lateks; dan albumin (putih telur).
5. Emulsi, yaitu koloid yang terdiri dari fase terdispersi

2. Sifat-sifat koloid
1. Efek tyndall
Efek tyndall merupakan penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid dalam lintasanny. Efek tyndall dapat digunakan untuk membedakan koloid dengan larutan sejati.
2. Gerak Brown
Gerak brown ini didefinisikan sebagai gerakan tak menentu atau acak dari partikel-partikel kecil dalam bentuk sistem koloid yang tersuspensi dalam suatu zat cair atau gas.
3. Adsorpsi
Dalam kimia, adsorpsi didefinisikan sebagai penggumpalan zat-zat dalam suatu permukaan. Dalam kaitannya koloid, adsorpsi dapat didefinisikan sebagai peristiwa penyerapan muatan-muatan listrik oleh suatu lapisan koloid yang disebabkan oleh kemampuan partikel-partikel koloid untuk menarik partikel-partikel kecil lainnya.
4. Koagulasi
Partikel-partikel suatu koloid dapat mengalami penggumpulan membentuk zat semi-padat yang prosesnya dinamakan koagulasi. Secara fisis, penggumpalan koloid biasanya terjadi sebagai akibat perubahan suhu. Sementara itu, secara kimia koagulasi koloid dapat terjadi sebagai hasil dari pencampuran suatu koloid dengan koloid lain atauu beberapa zat elektrolit.

3. Kestabilan koloid
1. Stabilisator Koloid
Stabilisator koloid merupakan zat tambahan yang menjaga sifat-sifat kimia suatu koloid. Dengan kata lain koloid diartikan sebagai senyawa kimia yang ditambahkan kedalam suatu koloid untuk membuatnya tahan terhadap perubahan kimia atau perubahan fisika.
2. Proses Dialisis
Dalam kimia, dialisis dapat diartikan sebagai pemisahan zat-zat dari larutan atau pemisahan zat-zat terlarut dari suatu larutan dengan membuat larutan tersebut berdisfusi melalui selaput semipermiabel.

4. Koloid Liofil dan Liofob
1. Koloid Liofil
Koloid liofil merupakan koloid yang fase terdispersinya mudah menarik atau menyukai medium pendispersinya.
Secara umum, koloid liofil mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a. Koloid liofil mudah mengadsorpsi mediumnya sehingga ukuran-ukuran partikelnya dapat semakin besar.
b. Efek tyndall oleh koloid liofil kurang jelas.
c. Koloid liofil bersifat reversibel, artinya jika koloid-koloid tersebut terkoagulasi, maka dapat dibuat ulang menjadi koloid dengan mudah.
d. Koloid liofil mempunyai kekentalan yang lebih tinggi daripada mediumnya
2. Koloid Liofob
Koloid liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya sukar menarik atau tidak menyukai medium pendispersinya.
Secara umum, koloid liofob mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a. Koloid liofob tidak mengadsorpsi mediumnya
b. Efek tyndall oleh koloid liofob sangat jelas
c. Koloid liofob bersifat ireversible, artinya jika koloid-koloid tersebut terkoagulasi maka sukar dibuat ulang menjadi koloid
d. Koloid liofob mudah terkoagulasi
e. Koloid liofob mempunyai kekentalan yang relatif sama dengan kekentalan mediumnya.
3. Pemanfaatan sifat-sifat Hidrofil dan Hidrofob
Dalam kehidupan sehari-hari, sifat-sifat hydrofil dan hydrofob banyak dimanfaatkan orang, salah satu pemanfaatannya yang paling terkenal adalah pada proses pencucian pakaian dengan menggunakan sabun atau detergen.

5. Membuat Koloid
1. Cara Kondensasi
Kondensasi adalah proses pengikatan molekul-molekul suatu zat untuk membentuk molekul yang lebih besar dan lebih padat, biasanya dengan zat yang lebih sederhana, seperti air. Dalam kaitanya dengan pembuatan koloid, kondensasi digunakan untukmengahsilkan suatu koloid dengan menggumpalkan partikel-partikel larutan tertentu yang yang terlalu kecil yang diubah menjadi partikel-partikel yang lebih besar
Secara fisis, kondensasi dalam membuat koloid dapat dilakukan melalui beberapa proses berikut ini :
1. Secara fisis
a. Pendinginan
b. Penggantian pelarut
c. Pengembunan uap
2. Secara kimia
a. Reaksi redoks
b. Reaksi hidrolisis
c. Reaksi Pengendapan
2. Cara Dispersi
Pada dasarnya, cara dispersi dalam pembuatan koloid dilakukan dengan menghaluskan partikel-partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel-partikel yang berukuran koloid. Beberapa cara dispersi yang banyak digunakan dalam membuat koloid. Beberapa cara dispersi yang banyak digunakan dalam membuat koloid adalah sebagai berikut.
a. Dispersi Mekanik
b. Peptisasi
c. Busur Bredig
d. Homogenisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

please leave your comment :)