Selasa, 17 November 2009

Senyawa Oksigen


JUDUL :
SENYAWA OKSIGEN ( O2 )

TUGAS MATA KULIAH :
KIMIA ANORGNIK II













DISUSUN OLEH :
RATIH NOVIANA
NIM . 0705025006


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2009

SENYAWA OKSIGEN ( O2 )

1. Sejarah
Selama beberapa abad, para ahli kadang-kadang menyadari bahwa udara terdiri lebih dari satu komponen. Sifat oksigen dan nitrogen sebagai komponen udara mengarah pada pengembangan teori flogiston pada proses pembakaran, yang sering terpikir oleh para ahli kimia selama satu abad. Oksigen telah dibuat oleh beberapa ahli, termasuk Bayen dan Borch, tetapi mereka tidak tahu cara mengumpulkannya. Mereka juga tidak mempelajari sifat-sifatnya dan tidak mengenali oksigen sebagai unsur dasar.
Seorang ahli bernama Priestley dipuji karena penemuannya, meski Scheele juga menemukan oksigen secara bebas.
Dulu, bobot atom oksigen digunakan sebagai standar pembanding untuk unsur yang lain, hingga pada tahun 1961, ketika IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) menggunakan atom karbon 12 sebagai standar pembanding yang baru.
2.Sumber
Oksigen adalah unsur ketiga terbanyak yang ditemukan berlimpah di matahari, dan memainkan peranan dalam siklus karbon-nitrogen, yahkni proses yang diduga menjadi sumber energi di matahari dan bintang-bintang. Oksigen dalam kondisi tereksitasi memberikan warna merah terang dan kuning-hijau pada Aurora Borealis.
Oksigen merupakan unsur gas, menyusun 21% volume atmosfer dan diperoleh dengan pencairan dan penyulingan bertingkat. Atmosfer Mars mengandung oksigen sekitar 0.15%. dalam bentuk unsur dan senyawa, oksigen mencapai kandungan 49.2% berat pada lapisan kerak bumi. Sekitar dua pertiga tubuh manusia dan sembilan persepuluh air adalah oksigen.
Di laboratorium, oksigen bisa dibuat dengan elektrolisis air atau dengan memanaskan KClO3 dengan MnO2 sebagai katalis.
3. Sifat-sifat
Oksigen tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Dalam bentuk cair dan padat, oksigen berwarna biru pucat dan merupakan paramagnetik yang kuat.
4. Bentuk lain
Ozon (O3). Merupakan senyawa yang sangat aktif, dihasilkan dari pelepasan muatan elektris (kilat) atau penyinaran sinar Ultraviolet terhadap oksigen.
Keberadaan ozon di atmosfer (dengan jumlah yang sebanding dengan ketebalan lapisan 3 mm dengan kondisi tekanan dan suhu yang luar biasa) mencegah sinar Ultraviolet yang berbahaya dari matahari sebelum mencapai permukaan. Pencemaran udara di atmosfer dapat merusak lapisan ozon ini. Ozon bersifat racun dan tidak boleh terpapar dengan ozon melebihi kadar 0.2 mg/m# (8 jam kerja rata-rata-40 jam per minggu). Ozon yang masih pekat memiliki warna hitam kebiru-biruan dan ozon padat berwarna hitam ungu.
5. Senyawa
Oksigen, yang sangat reaktif, adalah komponen ratusan ribu senyawa organik dan dapat bergabung dengan kebanyakan unsur.
6. Kegunaan
Tanaman dan hewan sangat tergantung pada oksigen untuk bernafas. Rumah sakit sering menulis resep oksigen untuk pasien dengan penyakit pernafasan ringan.
7. Isotop
Oksigen memiliki 9 isotop. Oksigen alami adalah campuran dari 3 isotop
Oksigen berbobot aatom 18 yang terdapat di alam bersifat stabil dan tersedia untuk keperluan komersial, seperti dalam air (H2O dengan kandungan isotop 18 sebanyak 15%). Konsumsi oksigen komersial di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 20 juta ton per tahun dan diperkirakan akan terus meningkat.
Penggunaan oksigen pada tungku peleburan baja merupakan penggunaan tertinggi. Jumlah yang banyak juga diperlukan pada proses pembuatan gas ammonia, metanol, etilen oksida dan pengelasan oksi-asetilen.
Pemisahan udara (destilasi) menghasilkan gas dengan kemurnian 99%, sedangkan elektrolisis hanya 1%



Toksisitas dari suatu senyawa secara umum dapat diartikan kepada potensi dari suatu senyawa kimia untuk dapat menyebabkan cedera ketika senyawa tersebut mengenai atau masuki kedalam tubuh manusia.

Suatu senyawa kimia dikatakan bersifat “racun akut” jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu singkat.

Suatu senyawa kimia disebut bersifat “racun kronis” jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu panjang (karena kontak yang berulang-ulang walaupun dalam jumlah yang sedikit).Yang menjadi perhatian utama dalam toksisitas adalah kuantitas/dosis senyawa tersebut.

Racun adalah suatu senyawa yang dapat membahayakan jaringan tubuh mahluk hidup walaupun dalam jumlah kecil.

Sebagian besar senyawa yang berada dalam bentuk murninya memiliki sifat racun (toksik). Sebagai contohnya adalah senyawa oksigen yang berada pada tekanan parsial 2 atm adalah bersifat toksik.

Konsentrasi oksigen yang terlalu tinggi dapat merusak sel. Mekanisme yang tepat untuk menjelaskan hal tersebut masih belum jelas. Tetapi suatu hal yang dapat dipastikan adalah, bahwa oksigen dapat bersifat sebagai salah satu senyawa radikal bebas yang memiliki potensi untuk bereaksi dengan logam dan membentuk superoksida. Senyawa superoksida ini dapat menyerang senyawa yang memiliki ikatan rangkap pada berbagai sistem organik, termasuk residu asam lemak tak jenuh di dalam sel. Konsentrasi oksigen yang tinggi diketahui dapat meningkatkan pembentukan senyawa radikal pada sistem biologi, yang kemudian dapat membahayakan DNA dan senyawa lainnya. Pada umumnya tubuh manusia memiliki sistem pertahanan untuk mengatasi kerusakan semacam itu, tetapi pada konsentrasi oksigen yang lebih tinggi, sistem tersebut tidak mampu bekerja dengan baik, dan pada akhirnya kerusakan sel berjalan lebih cepat melebihi kapasitas kontrol sistem yang bertugas memperbaiki kerusakan yang terjadi. Pada akhirnya, kerusakan sel dan bahkan kematian sel dapat terjadi.

Oleh karena alasan diatas, maka tabung oksigen yang digunakan oleh para penyelam tidak diisi oleh O2 murni.
Sekarang kita tahu, meskipun oksigen sangat penting untuk kehidupan, tetapi oksigen juga dapat bersifat racun jika konsentrasinya terlalu tinggi.

Dalam laboratorium kimia, kebanyakan senyawa yang digunakan bersifat lebih berbahaya (lebih beracun) daripada oksigen. Dan anda sebagai seorang “chemist” harus memiliki pengetahuan untuk dapat menggunakan senyawa-senyawa tersebut secara benar dan aman. Bagaimana senyawa yang bersifat racun dapat memasuki tubuh. Ada tiga cara utama bagi senyawa kimia untuk dapat memasuki tubuh, yaitu melalui paru-paru (pernafasan), mulut, dan kulit. Melalui ketiga rute tersebut, senyawa yang bersifat racun dapat masuk ke aliran darah, dan kemudian terbawa ke jaringan tubuh lainnya.
Kebanyakan pelarut organik terabsorbsi melalui kulit. Dengan menggunakan “gloves” ketika bekerja di dalam lab organik paling tidak dapat melindungi tangan anda dari terkena pelarut organik. Ketahanan “gloves” terhadap pelarut organik sangat dipengaruhi oleh ketebalan “gloves” tersebut, dan juga tergantung kepada konsentrasi senyawa kimia, suhu dan lamanya kontak dengan senyawa kimia tersebut. Lihatlah CRC Handbook of Chemistry and Physics, untuk data ketahanan jenis “gloves” terhadap berbagai senyawa / pelarut organik.
Banyak pelarut organik bersifat mudah menguap pada suhu ruangan, sehingga mudah terabsorbsi melewati organ pernafasan (paru-paru). Oleh karena itu bekerjalah pada tempat yang memiliki ventilasi yang baik dan dapat mencegah terjadinya kontak berlebihan dengan uap dari pelarut organik tersebut.
Melihat semua hal diatas, kita masih beruntung karena Tuhan menciptakan sistem pertahanan tubuh. Dari racun yang secara tidak sengaja masuk kedalam tubuh, tidak seluruhnya dapat masuk ke jaringan tertentu di dalam tubuh. Walaupun senyawa yang bersifat racun terabsorbsi ke dalam tubuh, beberapa dapat segera terekskresi. Tubuh kita melindungi dengan berbagai cara seperti, sel scavenger, sistem metabolisme, sel-sel pengganti dsb.
Kebanyakan senyawa dideteksi bersifat toksik karena keberadaannya yang cukup lama dalam lingkungan kita. Kebanyakan benda asing di-detoksifikasi dan dikeluarkan dari tubuh dengan cepat.
Senyawa yang bersifat racun bekerja dengan cara yang bervariasi pada setiap individu. Walaupun banyak senyawa yang bersifat racun terhadap keseluruhan sistem (seperti arsen), ada pula sebagian yang hanya bekerja pada tempat yang spesifik. Contohnya adalah, karbon monoksida yang bekerja dengan cara membentuk kompleks dengan hemoglobin, sehingga mengganggu fungsi sel darah untuk menyerap dan melepaskan oksigen.Kita semua dilindungi oleh hukum yang membatasi batas / dosis toksisitas dari suatu material / produk.
Batas toksisitas dapat diukur dalam ukuran LD50 (LD = Lethal Dose). LD50 menyatakan ukuran dosis dalam miligram per kilogram berat badan. Artinya dengan dosis yang dinyatakan oleh LD50, maka akibat fatalnya adalah 50% dari populitas (dalam hal ini hewan percobaan – seperti tikus) akan mengalami kematian jika terkena senyawa yang bersifat racun tersebut.
Sifat racun/toksik dari hampir semua senyawa kimia yang tersedia secara komersil telah diketahui, dan setap tahun sifat-sifat toksik dari senyawa lainnya pun telah mulai diketahui. Lihatlah “The Merck Index” sebagai referensi yang menyatakan tingkat toksisitas dari berbagai senyawa.

Sumber :
  1. http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/oksigen/
  2. http://ambarapradipta.wordpress.com/2007/04/07/toksisitas-sifat-racun-senyawa-kimia-bahkan-oksigen

2 komentar:

please leave your comment :)