Kamis, 31 Desember 2009

Cara Cara Penulisan Daftar Pustaka


Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan makalah, skripsi atau penelitian dan lain sebagainya.

1. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA DARI INTERNET

Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis nama, kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini:

· Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008

2. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA DARI BUKU

Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:

· Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

· Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.

3. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA DARI ARTIKEL DALAM JURNAL

Nama penulis ditulis paling depan diikuti tahun dan judul artikel yang ditulis dengan huruf tegak dan huruf kapital pada tiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan huruf miring dan huruf awal dari setiap kata ditulis dengan huruf kapital kecuali kata hubung serta diberi tanda kutip. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa, dan nomor halaman dari artikel tersebut.

Contoh:

Simpson, Paul. 1992. “Teching stylistics: analysing cohesion and narrative structure in a short story by Ernest Hemingway” dalam Jurnal Language and Literature. Vol I no. 1 1992.

Ley, R.G., & Bryden, M.P. (1979). Hemiapheric differences in processing emotions and faces. Brain and Language, 7, 127-138

4. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA DARI ARTIKEL DALAM MAJALAH ATAU KORAN

Nama pengarang ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis tegak diberi tanda kutip dan huruf kapital pada setiap huruf awal, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil dengan huruf kapital pada awal setiap kata dan dihuruf miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.

Contoh:

Ismail, Taufik, “Menyembuhkan Bangsa yang Rabun Membaca”, Suara Muhammadiyah, No. 22/Th. Ke-87/16-30 November 2002. hal. 5-6

Alwasilah, Chaedar, “Meluruskan Pengajaran Sastra” Media Indonesia, 20 Juni 2001

“Perlunya Meluruskan Pengajaran Sastra” Media Indonesia, 26 Juli 2001. hal 4

5. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA DARI KORAN TANPA PENULIS

Nama koran ditulis di bagian awal. Tahun, tanggal, dan bulan ditulis setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf kapital dan kecil dan tanda kutip serta diikuti dengan nomor halaman.

Contoh:

Kompas, 3 April 2002. “Perubahan Strategi Ekonomi Indonesia”. Halaman 3

6. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA DARI DOKUMEN RESMI PEMERINTAH YANG DITERBITKAN OLEH SUATU PENERBIT TANPA PENGARANG DAN TANPA LEMBAGA

Judul atau nama dokumen ditulis dibagian awal dengan huruf miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit.

Contoh:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya.

7. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA DARI LEMBAGA YANG DITULIS ATAS NAMA LEMBAGA TERSEBUT

Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul karangan, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga tertinggi yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut.

Contoh:

Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia. 1975. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Kedua.

8. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA BERUPA KARYA TERJEMAHAMAN

Nama pengarang asli ditulis paling depan diikuti tahun penerbitan, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan.

Luxemberg, Jan van. et.al. 1963. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.

Wellek, Rene dan Austin Warren. Teori Kesusastraan. Terjemahan Melani Budianta. Jakarta: Gramedia.

9. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA DARI ENSIKLOPEDI

Dimulai dengan nama artikel, nama ensiklopedi, tahun, volume dan halaman.

Contoh:

“Rhetoric”. Encyclopaedia Britanica. 1970. Vol. XIX. Hal.257-260.

Rabu, 30 Desember 2009

Kimia Lingkungan (materi,Kimia Udara-Atmosfir)




Sebenernya Mau ngepost niy materi lumayan males, tapi buat menepati janjiku dengan KATING ku alias ketua tingkatku dan atas pengabdiannya selama ini pada kelas ku (kimia reguler pagi 07). berhubung ketua tingkat ku yang bernama lengkap Januar Ismar dengan NIM. 0705025005 tidak dapat mengambil mata kuliah kimia lingkungan ini bersama sama kami teman temannya angkatan 07 . maka untuk membalas jasa jasanya dan memberi sedikit kemudahan untuknya. supaya aku juga gag lupa ma soal ujian yang di berikan dosen ku ini, maka dialah yang mengusulkan diriku untuk menge-post soal ujian mata kuliah kimia lingkungan ini. okelah kalau begitu dengan rasa solidaritas yang tinggi aku memberikannya dengan ikhlas. dan berharap tidak mengulang mata kuliah ini. ahahaha . amin amin amin . ini soalnyaa . . . .

  1. Sebutkan dan Jelaskan Susunan Lapisan Lapisan Atmosfir yang dapat dikenali dengan perbedaan suhunya dan Altitud nya ???
  2. Jelaskan Siklus Keberadaan NOx di Udara beserta reaksinya ??
  3. Sebutkan dan Jelaskan Prinsip kerja SCR (selective catalytic reduction) ??
  4. Jelaskan bagaiman terjadinya hujan asam beserta reaksinya dari saat pelepasan gas SOx dari pembakaran bahan bakar fosil??
  5. Mengapa Gas CFC-12 disarankan untuk mengurangi penggunaannya? dan jelaskan mekanisme reaksinya??
Okelah bagaimana soalnyaa udah aku kasih,. kemaren kan perjanjiannya cuma soalnya doank jawabannya bisa dicari sendiri di hand out yang udah di kasih ma bu Laily. semoga bermanfaat yahh . pergunakan dengan baik ya . harapanku soal ini tidak akan mirip saat ujian kimia lingkungan taon depan. Ahahahahahaha .


Selasa, 22 Desember 2009

NUKLIDA atau INTI ATOM

Inti atom terdiri dari proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat atom. Secara kolektif, proton dan neutron tersebut disebut sebagai nukleon(partikel penyusun inti). Jari-jari inti diperkirakan sama dengan .....fm, dengan A adalah jumlah nukleon.[36] Hal ini sangatlah kecil dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon tersebut terikat bersama oleh gaya tarik-menarik potensial yang disebut gaya kuat residual. Pada jarak lebih kecil daripada 2,5 fm, gaya ini lebih kuat daripada gaya elektrostatik yang menyebabkan proton saling tolak menolak.
Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama, disebut nomor atom. Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini disebut sebagai isotop. Jumlah proton dan neutron suatu atom akan menentukan nuklida atom tersebut, sedangkan jumlah neutron relatif terhadap jumlah proton akan menentukan stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu akan menjalankan peluruhan radioaktif.
Neutron dan proton adalah dua jenis fermion yang berbeda. Asas pengecualian Pauli melarang adanya keberadaan fermion yang identik(seperti misalnya proton berganda) menduduki suatu keadaan fisik kuantum yang sama pada waktu yang sama. Oleh karena itu, setiap proton dalam inti atom harusnya menduduki keadaan kuantum yang berbeda dengan aras energinya masing-masing. Asas Pauli ini juga berlaku untuk neutron. Pelarangan ini tidak berlaku bagi proton dan neutron yang menduduki keadaan kuantum yang sama.
Untuk atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom yang memiliki jumlah proton lebih banyak daripada neutron berpotensi jatuh ke keadaan energi yang lebih rendah melalui peluruhan radioaktif yang menyebabkan jumlah proton dan neutron seimbang. Oleh karena itu, atom dengan jumlah proton dan neutron yang berimbang lebih stabil dan cenderung tidak meluruh. Namun, dengan meningkatnya nomor atom, gaya tolak-menolak antar proton membuat inti atom memerlukan proporsi neutron yang lebih tinggi lagi untuk menjaga stabilitasnya. Pada inti yang paling berat, rasio neutron per proton yang diperlukan untuk menjaga stabilitasnya akan meningkat menjadi 1,5.



Gambaran proses fusi nuklir yang menghasilkan inti deuterium (terdiri dari satu proton dan satu neutron). Satu positron (e+) dipancarkan bersamaan dengan neutrino elektron.
Jumlah proton dan neutron pada inti atom dapat diubah, walaupun hal ini memerlukan energi yang sangat tinggi oleh karena gaya atraksinya yang kuat. Fusi nuklir terjadi ketika banyak partikel atom bergabung membentuk inti yang lebih berat. Sebagai contoh, pada inti Matahari, proton memerlukan energi sekitar 3–10 keV untuk mengatasi gaya tolak-menolak antar sesamanya dan bergabung menjadi satu inti.[40] Fisi nuklirmerupakan kebalikan dari proses fusi. Pada fisi nulir, inti dipecah menjadi dua inti yang lebih kecil. Hal ini biasanya terjadi melalui peluruhan radioaktif. Inti atom juga dapat diubah melalui penembakan partikel subatom berenergi tinggi. Apabila hal ini mengubah jumlah proton dalam inti, atom tersebut akan berubah unsurnya.
Jika massa inti setelah terjadinya reaksi fusi lebih kecil daripada jumlah massa partikel awal penyusunnya, maka perbedaan ini disebabkan oleh pelepasan pancaran energi (misalnya sinar gamma), sebagaimana yang ditemukan pada rumus kesetaraan massa-energi Einstein, E = mc2, denganm adalah massa yang hilang dan c adalah kecepatan cahaya. Defisit ini merupakan bagian dari energi pengikatan inti yang baru.
Fusi dua inti yang menghasilkan inti yang lebih besar dengan nomor atom lebih rendah daripada besi dan nikel (jumlah total nukleon sama dengan 60) biasanya bersifat eksotermik, yang berarti bahwa proses ini melepaskan energi. Adalah proses pelepasan energi inilah yang membuat fusi nuklir pada bintang dapat dipertahankan. Untuk inti yang lebih berat, energi pengikatan per nukleon dalam inti mulai menurun. Ini berarti bahwa proses fusi akan bersifat endotermik.
Sumur potensial yang menunjukkan energi minimum V(x) yang diperlukan untuk mencapai tiap-tiap posisi x. Suatu partikel dengan energi E dibatasi pada kisaran posisi antara x1 dan x2.
Elektron dalam suatu atom ditarik oleh proton dalam inti atom melalui gaya elektromagnetik. Gaya ini mengikat elektron dalam sumur potensi elektrostatik di sekitar inti. Hal ini berarti bawah energi luar diperlukan agar elektron dapat lolos dari atom. Semakin dekat suatu elektron dalan inti, semakin besar gaya atraksinya, sehingga elektron yang berada dekat dengan pusat sumur potensi memerlukan energi yang lebih besar untuk lolos.
Elektron, sama seperti partikel lainnya, memiliki sifat seperti partikel maupun seperti gelombang (dualisme gelombang-partikel). Awan elektron adalah suatu daerah dalam sumur potensi di mana tiap-tiap elektron menghasilkan sejenis gelombang diam (yaitu gelombang yang tidak bergerak relatif terhadap inti) tiga dimensi. Perilaku ini ditentukan olehorbital atom, yakni suatu fungsi matematika yang menghitung probabilitas suatu elektron akan muncul pada suatu lokasi tertentu ketika posisinya diukur. Hanya akan ada satu himpunan orbital tertentu yang berada disekitar inti, karena pola-pola gelombang lainnya akan dengan cepat meluruh menjadi bentuk yang lebih stabil.
Tiap-tiap orbital atom berkoresponden terhadap aras energi elektron tertentu. Elektron dapat berubah keadaannya ke aras energi yang lebih tinggi dengan menyerap sebuah foton. Selain dapat naik menuju aras energi yang lebih tinggi, suatu elektron dapat pula turun ke keadaan energi yang lebih rendah dengan memancarkan energi yang berlebih sebagai foton.
Energi yang diperlukan untuk melepaskan ataupun menambah satu elektron (energi pengikatan elektron) adalah lebih kecil daripada energi pengikatan nukleon. Sebagai contohnya, hanya diperlukan 13,6 eV untuk melepaskan elektron dari atom hidrogen. Bandingkan dengan energi sebesar 2,3 MeV yang diperlukan untuk memecah inti deuterium.[48] Atom bermuatan listrik netral oleh karena jumlah proton dan elektronnya yang sama. Atom yang kekurangan ataupun kelebihan elektron disebut sebagai ion. Elektron yang terletak paling luar dari inti dapat ditransfer ataupun dibagi ke atom terdekat lainnya. Dengan cara inilah, atom dapat saling berikatanmembentuk molekul.

Makalah Karakteristik Pembelajaran



Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran 2

Judul :

Karakteristik Pembelajaran

Disusun Oleh

RATIH NOVIANA

FRISKA PARAPAT

PENDIDIKAN KIMIA REGULER PAGI 2007


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2008/2009



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------



BAB I

PENDAHULUAN

Dalam makalah ini akan dijelaskan dan dibahas macam-macam karakteristik pembelajaran yaitu Pembelajaran Kolaboratif, Pembelajaran Kuantum, Pembelajaran Kooperatif, dan Pembelajaran Tematik. Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar , siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tercapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut.

Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri atas komponen tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Sebagai suatu sistem, komponen-komponen tersebut berkaitan erat, saling mempengaruhi. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yaitu dapat mengetahui karateristik pembelajaran. Seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pembelajaran menyangkut tiga kelompok perilaku, yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pengelompokan tujuan pembelajaran yang sudah sering kita dengar adalah taksonomi tujuan yang dikemukakan oleh Bloom, yang mengelompokkan tujuan pembelajaran dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pembelajaran adalah adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dimana karakteristik dari pembelajaran adalah Adanya interaksi antara guru dan siswa sebagai salah satu sumber belajar, dimana kegiatan belajar dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga pembelajaran dipusatkan pada bagaimana membelajarkan siswa dan bukan pada apa yang dipelajari siswa.

Sebagai guru kita dapat merencanakan berbagai program pembelajaran, seperti program individual didalam kelas, agar setiap anak belajar sendiri-sendiri dalam jangka waktu tertentu dan dengan model-model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, yaitu belajar kolaboratif, belajar kuantum, dan belajar kooperatif (kerja sama).

Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran dan lain sebagainya.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Brunner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Prespektif karena tujuan teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah memberikan proses belajar.

Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau bagaimana seseorang belajar. Sedangkan teori pembelajaran menaruh perhatian bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar, atau upaya mengontrol variabel dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar. Teori pembelajaran harus memasukkan variabel metode pembelajaran. Jika tidak, teori ini bukanlah teori pembelajaran. Ini penting sekali sebab banyak terjadi apa yang dianggap sebagai teori pembelajaran yang sebenarnya adalah teori. Teori pembelajaran selalu menyebutkan metode pembelajaran, sedangkan teori belajar sama sekali tidak berurusan dengan metode pembelajaran.

Pengertian pembelajaran dapat diartikan secara khusus, berdasarkan aliran psikologi tertentu. Pengertian pembelajaran menurut aliran-aliran tersebut sebagai berikut: Menurut psikologi daya pembelajaran adalah upaya melatih daya-daya yang ada pada jiwa manusia supaya menjadi lebih tajam atau lebih berfungsi. Psikologi kognitif, pembelajaran adalah usaha membantu siswa atau anak didik mencapai perubahan struktur kognitif melalui pemahaman. Psikologi humanistik, pembelajaran adalah usaha guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan untuk belajar (enjoy learning), yang membuat siswa dipanggil untuk belajar (Darsono, 2001: 24-25).

Adapun prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan terutama oleh pendidik ada 7 yaitu:

  1. Perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian. Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.
  2. Motivasi, Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi siswa. Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik.
  3. Keaktifan siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa.
  4. Keterlibatan langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah penting. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  5. Pengulangan belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat. Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap ingat. Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar.
  6. Materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk mempelajarinya.
  7. Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar jika sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan.

Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar , siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tercapai tujuan pembelajaran.

B. Pembelajaran dan karakteristiknya

Pembelajaran adalah adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dimana karakteristik dari pembelajaran adalah :

  1. Ada interaksi antara guru dan siswa sebagai salah satu sumber belajar.
  2. Kegiatan belajar dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
  3. Pembelajaran memusatkan pada bagaimana membelajarkan siswa dan bukan pada apa yang dipelajari siswa.

Berikut ini berbagai karakteristik dalam berbagai model-model pembelajaran :

  1. Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif adalah suatu cara belajar antara 2 orang atau lebih dengan tujuan yang sama dan adanya ketergantungan satu sama lain. Dalam pembelajaran kolaboratif pebelajar dapat mengembangkan pengetahuan bersama maupun pengetahuan individu.

Karakteristik dari pembelajaran ini adalah :

a. Dalam mencapai tujuan siswa bekerja sama dengan teman untuk menentukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.

b. Setiap anggota kelompok hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama., dimana ketergantungan individu sangat tinggi.

  1. Pembelajaran Kuantum

Pembelajaran kuantum merupakan suatu kegiatan belajar dengan suasana yang menyenangkan karena guru mengubah segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sehingga pebelajar bergairah belajar.

Karakteristik pembelajaran ini adalah :

a. Menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan, santai dan bebas

b. Siswa mempelajari pelajaran melalui pengalaman atau dapat memanfaatkan segala sesuatu untuk memahami pelajaran

c. Siswa diberi kebebasan untuk belajar dengan gaya belajarnya masing-masing

  1. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dengan cara belajara bekerja sama, namun para anggota belum tentu mempunyai tujuan yang sama. Antarpebelajara yang saling bentu hanya sebatas apa yang dibutuhkan oleh temannya.

Karakteristik pembelajaran ini adalah :

a. Memiliki beragam model pembelajaran dan teknik pembelajaran

b. Mengaktifkan semua anggota kelompok untuk berperan sera dalam penyelesaian tugas tertentu

c. Belajar kooperatif menggalang potensi sosialisasi di antara anggotanya.

  1. Pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang memadukan beberapa bidang studi berdasarkan suatu tema sebagai kerangka isi.Dengan demikian , pebelajar diharapkan memahami hubungan antarbidang studi secara terpadu.

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Siswa diberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman kedalam pengertian.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Pembelajaran adalah adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Berikut ini berbagai karakteristik dalam berbagai model-model pembelajaran :

a. Karakteristik dalam Pembelajaran Kolaboratif

1) Dalam mencapai tujuan siswa bekerja sama dengan teman untuk menentukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.

2) Setiap anggota kelompok hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama., dimana ketergantungan individu sangat tinggi.

b. Karakteristik dalam Pembelajaran Kuantum

1) Menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan, santai dan bebas

2) Siswa mempelajari pelajaran melalui pengalaman atau dapat memanfaatkan segala sesuatu untuk memahami pelajaran

3) Siswa diberi kebebasan untuk belajar dengan gaya belajarnya masing-masing

c. Karakteristik dalam Pembelajaran Kooperatif

1) Memiliki beragam model pembelajaran dan teknik pembelajaran

2) Mengaktifkan semua anggota kelompok untuk berperan sera dalam penyelesaian tugas tertentu

3) Belajar kooperatif menggalang potensi sosialisasi di antara anggotanya.

d. Karakteristik dalam Pembelajaran Tematik

1) Berpusat pada siswa

2) Memberikan pengalaman Langsung

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

4) Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran

5) Bersifat fleksibel

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

2. Saran

Sebagai seorang guru sebaiknya kita dapat merencanakan berbagai program pembelajaran, seperti program pembelajaran individual didalam kelas, hal ini bertujuan agar setiap anak dapat belajar sendiri-sendiri dalam jangka waktu tertentu. Namun, kita juga dapat merencanakan pengalaman belajar dengan kelas yang berkompetisi sehingga peserta didik (siswa) dapat membentuk diri seolah-olah sedang berlomba mengendarai mobil, yang akhirnya menjadi pemenang. Atau kita juga dapat merencanakan program pembelajaran kerja sama (kooperatif) yang mengharapkan siswa dapat bekerja sama dimana keberhasilannya tergantung pada anggota tim.

Jadi sebagai seorang guru, dalam menerapkan dan merancang model-model pembelajaran yang akan digunakan. Dalam pelaksanaannya sebaiknya kita terlebih dahulu memahami karakteristik dalam setiap model-model pembelajaran. Sehingga kita dapat mengetahui pembelajaran yang cocok untuk digunakan oleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

1. B. Uno, Hamzah, 2007, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara; Jakarta

2. http://re-searchengines.com/rustanti30708.html